Thursday, January 9, 2014

KITA, BAHASA DAN KATA

Kita adalah bahasa yang gagal diajarkan semesta
Kepada anak-anak takdir
Hingga mereka harus mengeja lekuk demi lekuk garis tangan kita
Dengan banyak jeda disela-selanya

Kita adalah kata yang gagal diucapkan bahasa
Kepada nasib yang enggan membaca biru dan putih dan hitamnya langit
Yang menjadi buku tebal tentang panduan, isyarat, segala tentang esok hari
Bahwa lembar-lembar ingatan menyimpan tanda yang mestinya kita sepakati
Sebagai huruf kapital besar untuk setiap kata-kata yang menurut kita penting

Maka kuberanikan diriku belajar di jauh kedalaman matamu
Didalamnya, kupungut satu-persatu putung kesedihan
Kuselami ampas airmata yag diperam begitu dalam oleh kedip lentik yang memejam saat, olehmu

Kuberanikan membaca bahasa takdir
Kata-kata nasib
Agar nanti ketika
Kita menjadi sepasang kata dalam bahasa apapun dan diterjemahkan oleh waktu
Sedang cinta akan menjadi kata penghubung Antara kau dan aku
Entah merumuskan, atau menjerumuskan
Kita tidak lagi bertanya
Apakah kita yang gagal berkata dalam bahasa yang sama
Atau kata yang gagal membahasakan kita

Sunday, December 15, 2013

DESEMBER

Jika telah sampai di gang penanggalan
pada sobekan terakhir
Pada sobekan takdir
Hujan akan menasbihkan dirinya menjadi sampul
Untuk sebelas lipatan kenangan
Yang terselip di kepala-kepala

Ambillah ingatan meski telah begitu renta
Meski picing mata rayap telah begitu intai
Dan lamat akan segera menamatkan yang berakhir pada lupa
Meski telah jatuh almanak pada sobekan terakhir
Rekatkan cerita baru yang akan terlahir

Di tanah yang telah desember
Akan ada televisi dengan kilas balik
Tajuk Indonesia satu tahun
Sedang para gila harta di dalam tanah yang menjulang tinggi
Akan berdebat tentang laba rugi
Buku-buku tebal berisi angka-angka yang tidak kita mengerti

di tanah yang telah basah hujan desember
masih ada kita yang harus rela menekuri pikiran masing-masing
pada sebelas lipatan waktu
apa yang telah kita lakukan, apa yang telah kita likukan
dan ujung tahun seperti ujung parang
yang memaksa kita untuk memilih
untuk terluka, atau terlupa

jogja 2013

Wednesday, December 4, 2013

CATATAN TAK TERDUGA

CINTA (PUN) TAK SELANCANG ITU
"tak akan ada yang bisa memisahkan kita sayang"
esoknya, kekasihnya mati tersambar petir

BOCOR
jika tiba musim hujan
air kenangan masuk seenaknya lewat atap kepalaku
yang lupa kuperbaiki

CINTA MATI
dia masih tersedu
memeluk kekasihnya yang bersimbah darah
lalu dia pergi menuju sungai belakang rumah
dibuangnya pisau, sidik jarinya masih tertinggal disana

KETIKA PRESIDEN SAKIT
"maaf, kami harus segera melakukan operasi"
seluruh keluarga istana cemas
begitu dada dibelah, dokter kaget. ada bendera amerika didalamnya

PELUKIS KIDAL
yang belum pernah ia lukis hanya tangan kanannya
ia bahkan tak pernah melihatnya

ADU LARI
mana yang lebih cepat sampai rumah
malaikat maut, atau nasi yang kubawa untuk anakku

SANTET
setelah merapal tujuh mantera
asu itu berubah menjadi aku

IRONIS
ketika bapakku sedang bingung mencari pinjaman untuk makan hari ini
presidenku sedang sibuk melatih pidatonya tentang pertumbuhan ekonomi

TERSESAT DI PARIS
uang kita habis, peta kita hilang, bahasa kita kacau
satu-satunya jalan keluar adalah bangun dari tidur kita masing-masing




Friday, November 22, 2013

MUSIM HUJAN

jika telah tiba dimana
kurus batang pohon di lembah-lembah
menggigil sebab tanah bersimbah
air, telah sampai pada saatnya
dan dendang lumut hijau di pelukan dinding
telah begitu pandai memainkan lagu getir
"gigilkan basah pada tubuh beton itu"

maka hidangkan secangkir hujan
di beranda rumah dengan basah jalan dan orang yang terlalu lalang
agar nafas kita menderu karena percakapan mencairkan segala yang dingin
terlebih musim, akan menjadi hangat meski diluar air terus dikirim lambung langit

tetapi plastik akan membuat pelangi
berwarna warni
sungai lebih cepat mengaliri
dan mengakhiri tunas pada pot-pot penghias rumah

demi teori tata letak, bantaran yang tersengal bangunan liar
demi perahu karet, dan lantai rumah yang berwarna masam
demi air yang naik terlalu tinggi
tetaplah terjaga agar bunyi gemeretak gigi yang beradu tak terlalu gaduh
gatal pada tubuh bisa kau anulir sebagai anasir
dan barak adalah pilihan terakhir karena rumah telah mencair

sebab jika tiba musim dimana
musibah tak lebih dari musim bah
akan lebih dulu menguburkan, sebelum menyuburkan

Saturday, November 16, 2013

HIRAETHUS

rindu adalah bahasa
yang membicarakan pelukan sebelum ia tiba di tubuhmu
rindu itu anak
dan kau ibunya

ISTANA

Istana gempar. Tiba-tiba, ratusan tikus yang entah dari mana datangnya masuk ke istana dan mengacak-acak istana. Persediaan makanan diserang. Perabot, karpet, bahkan pintu-pintu kamar berlubang. Istana kacau. Dimana-mana terdengar bunyi cericit tikus yang membuat risih telinga. Kerusakan terparah ada di bagian dapur. Para pengurus istana terlihat kocar-kacir dan bingung. Mereka membawa alat apa saja sebagai senjata untuk memukul tikus-tikus yang menyebalkan itu. Presiden pun ikut turun tangan.namun, hingga malam hari, hasilnya nihil. Tikus-tikus yang jumlahnya semakin bertambah itu belum juga teratasi. Presiden geram. dini hari, presiden mengadakan rapat. seluruh pengurus istrana, pengawal presiden, para pembantu, bahkan tukang kebun diminta mengikuti rapat tersebut. 
"Saya tidak tahu bagaimana bisa istana yang memiliki  puluhan pengurus ini bisa kecolongan. Ini tidak tanggung-tanggung, bukan satu atau dua ekor tikus, tetapi ratusan!" tegas presiden sambil menggebrak meja.
"saya tidak mau tahu, besok istana ini harus bersih dari tikus-tikus memuakkan itu, rapat dibubarkan"

Esoknya, keadaan tidak berubah, malah semakin parah. tikus-tikus telah berkoloni dengan cepat. diperkirakan tikus yang berada di istana mencapai ribuan ekor. presiden semakin marah, kalut dan bingung. hal ini akan membuat presiden malu jika ada tamu kenegaraan mengunjungi istana tersebut. hingga penasehat istana mengusulkan agar membentuk tim untuk menyelidiki penyebab datangnya tikus-tikus itu ke istana. Presiden menyetujuinya, dibentuklah tim penyelidik dari berbagai ahli. Dan para ahli diberi waktu selama tiga hari untuk menyelidikinya.

Tiga hari berselang, presiden ingin mengetahui hasil yang didapat tim penyelidik bentukkannya. diadakanlah rapat.
Ahli teknologi pangan, mengutarakan pendapatnya. Menurutnya tikus-tikus datang karena penyimpanan pangan dalam istana jauh dari standar, solusinya adalah dibuat bangker guna menyimpan persediaan makanan istana, sayang usulnya ditolak.
ahli kedua menyampaikan temuannya. ahli interior berpendapat banyak tikus berdatangan karena pemakaian interior yang membuat tikus tertarik. Entah dari segi, harum, jenis kayu, atau cat yang dipakai. solusi yang diusulkan, mengganti seluruh interior istana. usulannya mental.
ahli berikutnya, adalah seorang arsitek handal. Dia berpendapat penyebabnya adalah bangunan istana saat ini sangat mudah ditermbus oleh tikus, solusinya, perombakan total dan pembangunan ulang istana. usulannya juga ditolak.
berjam-jam banyak ahli mengutarakan gagasan dan solusinya, tetapi semua usulan ditolak oleh presiden. hingga tersisa satu ahli yang belum mengutarakan temuan dan solusinya.
"oke, kamu belum mengemukakan temuanmu. Sekarang, kau pakar atau ahli dalam bidang apa, dan apa pendapatmu." ucap presiden
"terima kasih pak, sebelumnya maaf jika usulan saya nanti kurang bisa diterima oleh khayalak. saya cuma petani desa. menurut pengalaman saya sebagai petani, jika tiba-tiba ada ratusan tikus yang datang disebuah tempat, maka ditempat tersebut telah ada satu induk besarnya, atau bisa dikatakan terdapat ratunya. dan tikus-tikus yang datang ke istana ini adalah tikus yang unik. berbeda dengan tikus lainnya, tikus ini jika dibunuh langsung justru akan semakin bertambah. Kita harus bisa menangkap dan membunuh induk besarnya itu. baru semua tikus akan lenyap.
setelah saya melakukan penyelidikan selama tiga hari di istana ini, saya berhasil menemukan induknya."
tepuk tangan peserta rapat terdengar riuh. Presiden tampak senang sekaligus penasaran.
"baik, jadi dimana induk tikus tersebut?" tanya presiden.
"induk besar tikus-tikus itu ada dihadapan saya sekarang. yaitu presiden sendiri. solusinya adalah, tidak lain selain menangkap dan membunuh presiden."

istana, hening.

Thursday, November 7, 2013

SEBAB MUNGKIN SAJA

sebab bisa saja
bukan senja sewarna kuning remang
atau sore raya dengan bayang sisa tubuh yang diperam gaduh
sebab mungkin saja
gadis dengan ikat rambut sewarna tulang pucat
juga tali yang telah ditautkan dalam ulu hati tuan
yang menarik jauh bulan samar 
menuju peristiwa khusyuk
pandangilah wajah yang membenamkan angin berat
hingga damai menggugurkan demam dan dendam

sebab mungkin saja
kita sepasang kasih yang menancap dalam-dalam
dan akar mati kembali hidup
nyala sepi kembali redup
atau
kita adalah asmara tak berkesudahan
kucir rambutmu akan menyudahi angin dingin
yang menyeret ampas percakapan menuju nasib yang terbakar di hari lalumu
di tungku hatimu
hangatkanlah, selagi takdir bukan tentang percuma

sebab mungkin saja
gadis berbaju cerlang kulit mangga
yang membatasi tuan mendikte waktu
untuk mencari atau mencairkan kita