Wednesday, September 12, 2012

ALAM TIDAK PERNAH MURUNG

Hari ini aku sedang sial, benar-benar sial. orang-orang bilang bangun pagi itu menyegarkan. aku bilang bangun pagi itu cara mempercepat kutukan. Pagi ini aku dimaki-maki oleh gerombolan burung, ketika aku menyulut satu batang rokok. 
"Dasar. Baru saja kita menikmati kebebasan, manusia sudah membatasinya, udara jadi pengap gara-gara ulahmu manusia tolol"
"sesama manusia saja mereka saling membatasi, apalagi dengan burung-burung semacam kita." sahut burung yang lain, gerombolan burung terbang menjauh. 
malamnya, ketika aku berjalan pulang, pohon-pohon disekitar saling berbisik satu sama lain 
"kata tuhan manusia sangat membutuhkan kita, tapi aku tidak melihat mereka merasa seperti itu"
"gengsi mungkin mereka, kan makhluk paling mulia" 
"mulia bagiamana, kelakuannya saja aneh, mereka
menebang kita, membuatnya menjadi kertas, dan menuliskan diatasnya lestarikan hutan, aneh kan?" Aku pura-pura acuh, dan berjalan semakin cepat.
Sampah-sampah di depan kost berteriak  "jadi benar ya manusia itu paling ahli melakukan tiga hal, konsumsi, pakai, buang"
cepat-cepat aku membuka pintu, dan segera menutupnya rapat-rapat. Baru saja beberapa detik merebahkan tubuh di tempat tidur, lampu yang pendar itu tiba-tiba memakiku, "sudah bosan dengan aku kau hah, harusnya kau nyalakan aku setiap hari, kau pikir aku tidak berguna. Bahkan saat pikiranmu bebal harusnya nyalakan aku, dasar manusia".
 Dengan perasaan malas aku bangkit dan menekan tombol sakelar lampu. Tet. Kamarku menjadi riuh, lampu bersorak riang, tetapi ada suara yang memakiku kembali,sepasang kecoa bersungut-sungut di pojok kamar, "dasar manusia, menikmati dunia seenaknya sendiri, baru saja kami bercinta, kau sudah mengganggu, makhluk egois" sepasang kecoa itu melenggang pergi.  
aku rikat ke kamar mandi, mengucurkan air dari kran dan mengguyurkannya ke wajah, tidak lama suara itu muncul lagi, "enak ya manusia, tinggal pakai, tuhan mengutus kami untuk menolong kalian dengan gratis, tapi sekarang, kalian malah memasukkan kami ke dalam kemasan-kemasan, dan menjualnya. Kalian bilang itu inovasi, kami bilang itu keserakahan" 
aku kembali ke kamar. aku tutup telingaku rapat-rapat dengan bantal. tiba-tiba ada sesuatu yang limbung. aku buka wajahku. kulihat lampu kamar melempar cahayanya kesana kemari. lalu berteriak, "cepat lari keluar, selamatkan dirimu!!" kecoa masuk kekamar, dia berteriak tepat di telingaku, "cepat keluar, kau harus pergi!!"
aku lari keluar kamar, menuju tanah lapang didepan kostku, suara asing itu saling berteriak, selamatkan diri kalian, selamatkan diri kalian, dewa tanah sedang bertamu!!" suara lain, yang aku kenal, tidak kalah riuh, aku kenal, aku kenal suara-suara itu, suara manusia, " gempa gempa!!"

No comments:

Post a Comment