Sunday, May 20, 2012

ANAK KECIL YANG MEMBUNGKAM DUNIA SELAMA 6 MENIT

kita mulai dengan salam. Salam senang yang tak kenal waktu. kamu tahu, pasti tidak. Oke saya beritahu, saya sedang berpikir keras apa yang akan saya tautkan pagi ini. Oh banyak sekali. Tapi mungkin nanti saja, saya sedang malas. kamu pun pasti tahu alasannya, yap, tidak ada kopi. dan jika ada yang bertanya, apa pentingnya kopi dihadapanku, ah kopi itu tidak berarti apa-apa, itu seperti mitos yang boleh kamu percayai dan tidak. Itu seperti sunnah yang lebih baik dikerjakan dan tidak pun juga tidak apa-apa, itu menurutku, kalau menurut kalian bagaimana kopi bagimu, bolehlah kalian membaginya kepadaku nanti. sekarang saya ingin menyadur dari web lain, jika berkenan, bolehlah kalian menyimaknya. Jika tidak, oh tentu kalian tidak membuka tulisan ini. Siapkan tikar dan perbekalan secukupnya, cerita ini agak panjang. siapkan tissu juga, untuk wanita, itu mungkin akan berguna jika kamu nanti menangis, dan untuk pria, ah kalian tahu kegunaan tissu itu, para pria single mungkin tahu maksud saya. Oh, maaf, saya terlalu banyak cakap, terima kasih sudah bertandang. selamat membaca!!

Cerita ini berbicara mengenai seorang anak yangg bernama Severn Suzuki, seorang anak yg pada usia 9 tahun telah mendirikan Enviromental Children’s Organization ( ECO ).

ECO sendiri adalah sebuah kelompok kecil anak yg mendedikasikan diri untuk belajar dan mengajarkan pada anak” lain mengenai masalah lingkungan.
Dan mereka pun diundang menghadiri Konfrensi Lingkungan hidup PBB, dimana pada saat itu Severn yg berusia 12 Tahun memberikan sebuah pidato kuat yg memberikan pengaruh besar ( dan membungkam ) beberapa pemimpin dunia terkemuka.

Saturday, May 19, 2012

CERITA INI TIDAK SESEDERHANA TOKOHNYA

saya benar-benar bingung. Bagaimana seorang manusia bisa bertahan, ah bergerak lebih tepatnya. Kejadian yang saya akan ceritakan ini mungkin sudah terjadi banyak tahun silam. tapi baru sekarang sempat saya tautkan. ah kamu pun tahu alasannya, ya karena sekarang bersamaku sudah ada kopi dan rokok. Oh kemarin-kemarin saya juga bersama mereka, kopi dan rokok. Tetapi tak senikmat malam ini. karena, ini kopi dari toraja, oh sudah lama aku mengidam-idamkannya. Kalau soal rokoknya, kamu mungkin tidak akan pernah tahu selama kalian masih memperdebatkannya. ya, itu untuk agama juga, kalian tidak akan pernah tahu nikmatnya beragama, jika kita masih memperdebatkannya. Aku kira begitu. maaf tersesat sejenak. saya akan melanjutkan niatan saya untuk mengisahkan sebuah cerita, jika kamu berkenan. Terima kasih. Toh walaupun ada yang tidak berkenan, itu tidak sedikitpun menggangguku.

dulu sekali, ketika saya akan berangkat ke surabaya

Thursday, May 17, 2012

sebuah negeri asing

saya tidak akan menuliskan cerita pendek atau prosa yang kokoh dengan kata-katanya. ini adalah saduran dari kenyataan hidup. bahwa di sini, jalan raya adalah tempat bermaktub yang nyaris medekatkanmu ke dalam kenyerian. di sini, di negeri ini, banyak sekali instrumen-instrumen yang akan kembali menegaskan kepada kamu bahwa, hukum tidak akan tegak ketika dihadapkan pada uang dan kekuasaan. hukum akan ciut nyali ketika ditandaskan dengan surat-surat keputusan yang tak jelas arahnya.
televisi mengantarkan kabar yang mengabur, hanya duka dan masalah bertubi yang akan menghiasi headline. televisi, entah sampai kapan akan terus melemparkan berita-berita yang tidak ingin kita tahu dan dengar,

CATATAN PELACUR DI TEMBOK RUMAH SEORANG PEMUDA



 

Bapak nelayan
Ibu mengasap ikan
Aku mengangkang
Jangan salahkan aku, jika kamu tak menemukannya
Di diriku
Maafkan aku,
karena
Cinta disini hanya sebagai penyeka keringat dan mani



Wednesday, May 16, 2012

madzhab motivator

yap!saya absen lama. entah absen dari apa dan absen untuk apa. mungkin saya sedang mencari apa yang akan saya tautkan di dalam sini. oh tapi sampai pada saat saya menuliskannya pun,saya tidak tahu akan menulis apa. tulisan berantakan, biar. ketidakjelasan juga jangan kita pusingkan. satu-satunya kejelasan pada saat ini saya sedang menikmati dayang saya, oh ini kopi teman, bukan seperti yang kau pikirkan, maaf. disamping saya juga ada teman yang terus berdzikir dengan kata-kata ajaibnya, asu, celeng, jancuk. ah kamu tahu kata ini benar-benar mengagumkan. kamu bisa dapati kata-kata ini dimana saja. kecuali kamu yang hidup di sebuah dunia yang asing. dan juga saya yang masih mengulur-ulur waktu lewat basa basi diatas karena sampai titik ini pun saya masih tidak tahu akan menulis apa.
saya ingin membahas blackswan, tapi itu sudah saya bahas di buletin saya. tentang politik? saya golput, jadi saya tidak bisa bersuara.

Saturday, May 5, 2012

ABSURDUS IN MARQUER: AMALIA



Di beranda rumahmu
Kuselipkan jenaka tentang taman pada malam
sajak gelisah tuhan
juga mesra di pagi buta
Tolong simpan
Untuk prosesi sucimu di tepi hujan
Dan keramaian. .
Kirim balik jangan. .
Aku sedang sibuk melacur
Dengan mimpi yang basah
Di hutan perawan

Tuesday, May 1, 2012

Mahabarata menggugat; Gugur Purwa



Angin subuh itu merubuh, mengantarkan suara gemericik air dari keran belakang rumah yang kau buka dengan hati-hati. Sebuah lonceng yang mengabarkan bahwa kau baik-baik saja, kau pulang dengan keadaan baik-baik saja. Sebentar lagi, kau akan menggelar sajadah lusuhmu, lalu kau ikrarkan sujudmu sebagai sumpah bahwa kau adalah hamba yang tidak pernah berputus asa, wejangan yang selalu kau ulang setiap pagi saat kau menggoyangkan tubuhku, menyibak selimut dan berbisik dengan lembut –manusia yang hebat adalah manusia yang tidak kenal putus asa, dan ibadah adalah bukti kepadaNya- Apa yang harus aku buktikan ibu, jika semacam rasa putus asa sekalipun sudah tidak mampu aku tandaskan. Apa yang harus aku buktikan, jika kemudian tatapanku pilu ketika melihatmu duduk tersudut di atas sajadahmu, menangis dengan raut yang berbeda dengan senyummu saat kau membangunkanku meski dengan mata sayu itu? Bukankah Tuhan maha mendengar Ibu? Lalu apa yang sedang dia lakukan? Ah, tentu saja kau akan menyela dengan segera atas pertanyaanku ini. Tentu kau akan mengatakan Tuhan punya rencana hebat untuk kita disini, dan masih dengan senyummu itu. Senyum yang selalu aku lihat di ambang kaca besarmu, senyum yang kau tautkan di meja rias yang menjadi altar gelanggangmu, lalu kau mulai merias wajahmu mala mini, merapikan sanggulmu, memilih kebaya yang kau tata rapi di lemari, di pojok kamar ini. Kau berdiri mencium keningku, lalu pergi. Rombongan waranggana telah menunggu diluar rumah. Tentu aku tidak boleh ikut, karena esok aku harus berangkat ke sekolah. Tetapi jika hari esok libur, pasti kau mengajakku.
Kau tahu ibu, kini segalanya itu terasa getir bagiku. Akhir-akhir ini, prosesi-prosesi itu semakin jarang kau lakukan. Satu bulan terakhir, hanya dua kali, itupun satu panggilan dari kampung sebelah. Entah aku harus riang karena kau bisa berada dirumah sepanjang malam, mendongengkan kisah-kisah leluhur yang telah usang, menembangkan asmarandana dengan sangat sempurna, kidung kesukaanku, sembari mengusap-usap punggungku menjelang tidur. Atau haruskah aku berduka karena itu berarti kita akan semakin kurang gizi, atau malah mungkin esok kita harus berpuasa, lagi.

candu Tuhan

mata yang mencuri pagi
dari malam benderang
hingga kereta kencana berjingkrak nyaring
kuda yang melengking
juga hantu sundak yang lelah menunggui malam berjalan
pelan, pelan, pelan
diam, diam, diam
hening...
oh sungai gajahwong
hantarkan aku hingga perbatasanmu jauh sana
agar aku dapat memejam saat
tenggelam dalam cinta
oh sungai gajahwong
sungguh jelmakan aku menjadi burung yang menggodamu dengan lentik
burung yang bernafas bebas di anjungan dan dengau sepi
hanya udara urban yang berani menjejalinya
dan ikatlah aku dimana tempat bumi dan langit bercumbu
agar aku bermaktub sempurna
akulah yang tak bertuan dan tak berhamba
hanya Tuhan yang menjadi tuan
dengan kitab-kitab usang, cerita yang lengang, dan anggur-anggur doa
aku mabuk Tuhan
aku mabuk Kamu Tuhan
aku, terserah padaMu
ah pantaskah aku menyebut namaMu?