Tuesday, July 24, 2012

CERPEN: GELAP YANG (TAK PERNAH) USAI


Kini aku hampir tidak punya apa-apa lagi. Bahkan semacam rasa trenyuh yang ingin aku selipkan untuk sekedar menjadi tanggul air mataku. Tidak ada lagi semangat yang menguar ketika pagi, tidak ada lagi kalimat-kalimat istirah saat siang, tidak ada lagi doa-doa yang kudus saat malam. Aku benar-benar habis. Benteng yang aku dirikan dengan hati-hati, runtuh hanya dengan satu kilatan peristiwa. Dan kamu tahu, banyak lipatan kenangan yang tersimpan rapi dalam ingatanku, tentu kamu ada didalamnya. Aku benar-benar takut, aku lebih memilih untuk menghabiskannya daripada menyimpan itu semua. Kalau pun ada yang menginginkannya, ambilah, aku tidak begitu peduli. Aku hanya ingin menghabiskannya, menghabiskannya.
Gelap ini dimulai dua puluh tahun lalu, ketika aku bersandar di bahu jalan

Sunday, July 22, 2012

KATA TEMAN UNTUK TEMAN

Teman Itu. . .

Orang yang ada disampingmu ketika kita syahdu.
Orang yang membawa tawa dan ceria ketika kita susah
Orang yang membantu kita saat sulit melanda
Orang yang bertanya saat kita sulit mengerjakan soal ujian
Orang yang melemparkan kertas contekan pada saat ujian juga
Orang yang dengan senang hati mendengar keluh kesahmu
Orang yang dengan senang hati membiarkanmu tidur di kasurnya
Orang yang dengan tenangnya menyemprotkan obat nyamuk ke baju kita
Orang yang dengan tenangnya memanggil kita dengan nama orang tua
Orang yang dengan santainya membasuh muka kita dengan bedak dan mengoles balsem ketika main kartu
Orang yang siap sedia menjodohkan kita dengan calon pacar
Orang yang menjadi pegangan ketika kita akan jatuh


Teman Itu. . .

Dia yang tidak mudah ditipu dengan akal bulusmu
Dia yang selalu membelamu saat kau berhadapan dengan polisi matre
Mereka yang mengepalkan tangannya untuk sebuah masalah
Mereka yang dengan keras kepalanya membantah omonganmu
Dia yang setelah berkelahi denganmu kemudian tertawa bersama setelahnya