Ia, yang telah menjadi peristiwa dan udara
Atau sungai, tempat menuju beku yang paling bara
Rumbia dengan langit penuh kenangan belantara
Namun, ia sendiri adalah matahari
Untuk segala yang hidup, untuk semesta yang telah toska, untuk hati yang paling laki-laki?
Riwayat telah melumpuhkan segala yang batas; ada baiknya kita pugar lagi, kita rajut kembali
Uraikan lagi simpul yang paling temali, agar kicau tak lagi mengacau, agar
Luka yang telak itu tak menjadi satu-satunya peta, menyusuri perbukitan yang kelak, memintanya tinggi
Coba sekali saja wiridkan sebuah doa
"Hidup yang sekali ini, mestinya kita berdua saling menghidupkan, selamanya"