Kita adalah bahasa yang gagal diajarkan semesta
Kepada anak-anak takdir
Hingga mereka harus mengeja lekuk demi lekuk garis tangan
kita
Dengan banyak jeda disela-selanya
Kita adalah kata yang gagal diucapkan bahasa
Kepada nasib yang enggan membaca biru dan putih dan hitamnya
langit
Yang menjadi buku tebal tentang panduan, isyarat, segala
tentang esok hari
Bahwa lembar-lembar ingatan menyimpan tanda yang mestinya
kita sepakati
Sebagai huruf kapital besar untuk setiap kata-kata yang
menurut kita penting
Maka kuberanikan diriku belajar di jauh kedalaman matamu
Didalamnya, kupungut satu-persatu putung kesedihan
Kuselami ampas airmata yag diperam begitu dalam oleh kedip
lentik yang memejam saat, olehmu
Kuberanikan membaca bahasa takdir
Kata-kata nasib
Agar nanti ketika
Kita menjadi sepasang kata dalam bahasa apapun dan diterjemahkan
oleh waktu
Sedang cinta akan menjadi kata penghubung Antara kau dan aku
Entah merumuskan, atau menjerumuskan
Kita tidak lagi bertanya
Apakah kita yang gagal berkata dalam bahasa yang sama
Atau kata yang gagal membahasakan kita