Friday, September 27, 2013

DI PERJALANAN PULANG

pada jalan yang menidurkan malam di pangkuanmu itu
tunas-tunasmu telah bercikal
beranak-pinak menjadi jabang yang bercabang merah
"hangatkan lagi ingatanmu" katamu 
bagaimana bisa
jika kau sendiri adalah nyala pada suluh apiku
dekatkan lagi ingatanmu padaku" katamu
dan seketika kita telah dekat dari yang terlihat
jalan-jalan mulai menggambar lagi wajahmu
pagi akan benar-benar mengutuk kita dengan serapah matari
tentang kenangan yang tak kenal pagi
tentang ingatan yang lupa untuk tertidur
demi jalan yang menidurkan malam di pangkuanmu itu
asap kenangan itu mengepul tepat diwajahku
di kota yang akan kau singgahi nanti
akan kau temui kepul asap dan riuh jalan
tetapi disana
kau tak akan menemukan asap sewarna pastel, sebasah kabut
yang aromanya membuatmu bergidik
tajam serupa mata badik, tapi tak cukup untuk melukaimu
di kota yang ditumbuhi hutan beton itu
belantara kenangan kita adalah akar
tancapkan agar kau tak lekas tumbang
subuh telah lama rubuh
di telingaku, percakapan kita masih saja utuh
mengapa kau harus memasuki peradaban sejauh itu?
"agar aku mengerti apa arti pulang, kelak" jawabmu

demi jalan yang menidurkan malam di pangkuanmu itu
adakah yang lebih maut
dari pagi yang terlalu larut
dimana aku, kau
dan pelukan yang dilepas pelan-pelan
tak bisa saling menahan

solo-jogja 2013



No comments:

Post a Comment