Dengan whisky di tangan kanannya
Dibuat bumi berputar seenaknya
Kepalanya mulai kepayang
Tubuh melayang-layang
Lucu, geli, aneh, ekstase
Dalam kamar dialeanase
Seperti hiasan rumah terperangkap etalase
Kamar mulai semarak
Tertawanya menebar aroma tuak
Seketika, sebuah bayangan hitam
menghampirinya
“siapa kamu!”
Terbata membaca kata yang ingin diucapnya
sendiri
“aku? aku kawanmu
sekarang, namaku suram”
“tidak! Aku tidak punya kawan sepertimu!”
“bagaimana bisa,
bukankah kamu sendiri yang menciptakanku?”
“Tidak!aku tidak pernah menginginkanmu,
pergi! Aku sedang ingin sendiri!”
“aku disini
untuk menjagamu!”
“tidak perlu!sudah ada orang tuaku yang
menjagaku!”
“bukankah orang
tuanmu jauh?mereka tau apa sekarang tentang kamu”
“tapi aku tidak ingin dijaga olehmu!”
“Pokoknya pergi!”
“Semakin kau
marah, semakin melekatlah aku, kini aku adalah bayanganmu, tidak mungkin
bayangan meninggalkan tuannya sendiri”
“akan kuadukan kau ke Tuhanku”
“bukankah
tuhanmu sudah kau bunuh dengan whisky ditanganmu itu”
Pecahlah tangis
Dan parau suara yang bergema ke seisi
ruangan
“tuhan, masih bolehkah aku berserah, meski
aku sedang payah
Masih bolehkah aku berdoa kepada Engkau,
meski aku sedang berkeadaan kacau”
No comments:
Post a Comment