Wednesday, December 5, 2012

TAS RANSEL SEORANG MUSAFIR


Wajahnya merunduk. Dibawah lintang panjer rina ia ngedumel seolah memaki-maki jalan yang dia susuri sedari tadi. Wajahnya gelap, kakinya menendang sampah-sampah kecil yang berserak di jalan lengang, sedang pikirannya tak pernah habis pikir dengan kejadian  yang baru saja dia alami.
-dasar manusia, dirumah tuhan saja masih berani mencuri. Pandir keparat. Dan kenapa tasku yang dicuri. Mereka tidak tahu apa didalamnya kekasihku kusemayamkan?-
Setelah berucap dia tertawa terbahak-bahak. Menggeleng-gelengkan kepala dan berlalu.

Ditempat lain, dua oirang tampak sumringah sambil mendengus-dengus disebuah kebun. Dibawanya sebuah tas masuk ke kebun itu. Mereka tampak tertawa sambil membuka tas. Tertawa mereka berhenti setelah salah satu dari mereka melongok isi tas. Diam, tercengang

-ada apa? Tidak ada isinya?-
Dia menggelengkam kepala
-lalu, apa isinya hingga kau bengong begitu hah?-
Dia tetap menggeleng dan menyodorkan tas ke temannya

Mereka berdua kini sama-sama diam. Memucat pasi dan tubuh mereka bergetar. Mereka tidak sadar tas itu hanya milik seorang musafir. Tidak ada yang bisa diharapkan. Tas itu hanya berisi kesepian yang lebih sepi dari tempat sunyi sekalipun. Tubuh mereka dingin. Kesepian dalam tas itu, merenggut nyala mereka. Mereka tidak pernah tahu, hanya kesepian yang menjadi milik seorang musafir. Dan kini kekasihnya telah mereka miliki. 

No comments:

Post a Comment